Peserta Bintang Pantura 2 yang Turun Panggung Tgl 26 Agustus 2015 (Babak 36 Besar)

Peserta Bintang Pantura 2 yang Turun Panggung Tgl 26 Agustus 2015 (Babak 36 Besar) – Acara Bintang Pantura dalam “Pentas 36” semakin malam semakin seru dan ramai karna para peserta saling menunjukan kemampuannya dalam bernyanyi guna meraih simpati masyarakat untuk meng SMS nya, karna penentuannya dari perolehan SMS.

Acara Bintang Pantura malam ini Tgl 26 Agustus 2015 masih dipandu oleh trio julit yakni Irfan Hakim dn Ramzi dan Andhika. Mentor yang kembali tidak hadir adalah Inul Daratista yang masih liburan di Hongkong bersama keluarganya dan tugasnya masih dipercayakan oleh Fitri Karlina yang semakin malam semakin paham ulah para host yang jahil.

Bintang Pantura Tgl 26 Agustus 2015 dibuka dengan penampilan raja Campursari yakni Didi Kempot yang menyanyikan lagu “Sekonyong-konyong Koder”. Acara makin seru juga karna ada dua tukang permak Igun dan Soimah yang tiap malam memberi masukan ke para peserta.

Peserta Bintang pantura 2 Tgl 26 Agustus 2015

Sherly Silvia Garut Mentor Inul
Khilda Fauziah Jakarta Mentor Iis Dahlia
Norman Divo Batang Mentor Benqino
Ana Monza Majalaya Mentor Iis Dahlia
Imam Sadewa Depok Mentor Ipul

Usai menampilkan penampilan terbaiknya dan kalah SMS maka Peserta Bintang Pantura 2 yang Turun Panggung Tgl 26 Agustus 2015 (Babak 36 Besar) adalah :

Sherly Silvia Garut Mentor Inul (masuk kebal goyang)
Khilda Fauziah Jakarta Mentor Iis Dahlia

Penampilan Peserta Bintang Pantura Babak 36 besar Tgl 26 Agustus 2015

Sherly Silvia Garut Mentor Inul
Sherly Silvia penyanyi asal Garut membuka ajang ini dengan membawakan lagu “Pengobat Rindu”. Anak didik dari Inul ini tampil baik meski banyak juga masukan dari para mentor lawan.

Komentar :

Menurut Ipul bahwa nyanyinya tidak bisa dinikmati karna terlalu cepat dan diujung lagu ada yang tidak masuk. Sementara menurut Beniqno bahwa cengkoknya sudah ada namun harusnya nyanyinya harus ada Sakato. Bagi Iis Dahlia suara Sherly khas karna tanpa lihat muka orang tau bahwa itu suaramu namun harmonisasimu tidak ada.

Khilda Fauziah Jakarta Mentor Iis Dahlia
Peserta yang kedua adalah Khilda Fauziah Jakarta. Anak didik Iis Dahlia membawakan lagu “Dua Kursi”. Lagu milik Rita Soegiarto ini dibawakan baik oleh Khilda meski banyak juga kritikan dari mentor lainnya.

Komentar :
Menurut Beniqno bahwa Khilda energik dan sesuai dengan lagu dan saya suka improve kamu. Menurut Fitri Karlina malam ini kamu bagus dak oke-oke saja, kamu terlalu lembut dan kurang power. Menurut Ipul nyanyi melonya kurang kontrol dan agak ragu-ragu.

Norman Divo Batang Mentor Benqino
Norman Divo Batang ini adalah peserta yang ketiga , peserta yang sebelumnya turun panggung ini diselematkan oleh Mentor Benqino. Norman membawakan lagu “Sekutum Mawar Merah”, lagu ini diawali dengan gaya jazz.

Komentar :
Iis Dahlia agak takut nafasnya habis karna nyanyinya bagus sekali.Sementara Fitri Karlina mengatakan bahwa Norman keren dan terlihat sekali jam terbangnya sayang geolnya kurang manly. Sementara menurut Ipul bahwa penampilan Norman bagus banget Cuma ada sedikit salah lirik.

Ana Monza Majalaya Mentor Iis Dahlia
Peserta yang keempat ini juga sebelumnya turun panggung. Ana Monza Majalaya membawakan lagu “Cukup Satu Menit”.Anak didik Iis Dahlia tampil bagus dan banyak menuai pujian para mentor.

Komentar :
Menurut Ipul kamu keren banget dan lagunya pas dengan karakter kamu hanya jogetnya terlalu heboh. Sementara Fitri Karlina bahwa lagu ini sesuai dengan pembawaan kamu. Sedangkan Beniqno bahwa kamu kurang nyantai dalam bernyanyi dan vocalnya bagus banget.

Imam Sadewa Depok Mentor Ipul
Peserta terakhir ini mempunyai suara yang khas yakni sengau. Imam Sadewa asal Depok membawakan lagu “Cinta Segitiga”. Anak didik Ipul ini banyak mendapat kritikan karna suaranya yang terlalu sengau.

Komentar :
Fitri Karlina mengatakan kamu bikin kaget padahal awalnya bagus, ini terbukti power kamu tidak stabil dan banyak nada yang tidak duduk. Iis Dahlia mengatakan kamu ibarat beras itu pulen banget dan suara sengau kamu terlalu banyak, sementara Beniqno mengkritisi suara sengaunya terlalu banyak.